Rabu, 04 Agustus 2010

Profil Pengusaha Sukses
Hj. SITI ASIYAH
(syarat untuk mengikuti  Road To Campus Djarum Bakti Pendidikan“The Spirit Of Entrepreneurship“)

Hj Siti Asiyah Adalah seorang pengusaha lulusan SMA yang memulai karirnya di bidang perdagangan. Beliau ini adalah seorang single parent yang di tinggal suaminya sejak usia 28 tahun dengan 4 orang anak yaitu masing-masing berumur 7 tahun, 5 tahun, 3 tahun dan yang terakhir masih berusia 4 bulan dalam kandungan. Beliau harus berusaha keras menghidupi buah hatinya sendiri.
            Dengan bermodal warisan 2 ruko dari suaminya, wanita kelahiran 17 juli 1959 ini mulai membangun karirnya. bangunan ruko ini menjual bahan pokok serta kebutuhan rumah tangga, bangunan ini berada di dekat yayasan pendidikan, tepatnya di Jl. Masjid No : 26 Singosari – Malang, ini adalah sumber pokok penghidupannya bersama keempat anaknya. ruko yang kedua yang dimilikinya adalah masih berupa ruko baru yang masih kosong yang berada di daerah yang sangat strategis yaitu di area pasar tradisional, awal mulanya bangunan  di gunakan untuk berjualan peralatan pertanian ibu dari bu Asiyah ini, namun belum mendapat hasil yang maksimal. setelah adik kandung yang ketiga berkeluarga (bu Asiyah ini adalah anak pertama dari 4 bersaudara), beliau memberikan kepercayaan kepada adiknya untuk mengelola ruko yang berada di area pasar tradisional. Oleh adiknya, kemudian bangunan itu di kelola dengan menjual bahan pokok dan ternyata berhasil mendapatkan respon positif dari konsumen, usaha ini di bangun dengan sistem bagi hasil.
Selang beberapa tahun setelah suaminya meninggal, ayahnya juga meninggal dunia karena sakit. Setelah itu beliau di berikan amanat oleh almarhum ayahnya untuk menjadi pemilik usaha penggilingan padi, dan beliau memberikan usaha ini kepada adik kandungnya yang kedua dengan sistem bagi hasil.
            Setelah beberapa tahun beliau menjadi tulang punggung keluarga, beliau merasakan bahwa penghasilan yang di dapatkannya dari tokonya sangat terbatas, sementara beliau harus membiayai pendidikan ke empat anaknya, dari situ beliau mulai mulai terinspirasi untuk mencari alternatif usaha baru, beberapa usaha sampingan mulai di lakoninya seperti berjualan baju, sofa, alat elektronik hingga sepedah gunung, dan semua usaha itu di pasarkannya melalui personal selling kepada para pelanggan tokonya, dari situ beliau mendapatkan tambahan penghasilan yang lumayan untuk menghidupi keluarga kecilnya.
Di balik usahanya yang mulai berkembang itu ternyata banyak sekali kendala yang di hadapinya, rugi karena barangnya ternyata cacat atau tidak laku adalah hal yang biasa di temui oleh bu Asiyah ini, namun ada hal yang membuat bu Asiyah ini mengalami kerugian yang lumayan besar yaitu penipuan yang di lakukan oleh rekan bisnisnya. beberapa kali beliau di tipu oleh rekan bisnisnya, bahkan ada juga yang pernah sampai berurusan dengan pengadilan, namun dengan kegigihan beliau mampu melewati itu semua.
            Dalam masalah anak, beliau mempercayakannya pada seorang pengasuh anak hingga usia sekitar 8 tahunan, baru setelah itu beliau mengurusnya sendiri. Setelah berusia 8 tahun, beliau menuntut anak-anaknya untuk bisa menyelesaikan pekerjaannya sendiri, mulai dari mandi, cuci baju, hingga berangkat kursus sendiri. Setelah remaja, para putrinya tidak di biarkan diam begitu saja, setelah pulang dari sekolah para putrinya di ajarkan untuk membantu di toko dan pekerjaan rumah lainnya meskipun sudah ada pembantu yang mengurusnya, beliau selalu mengajarkan pada putrinya bahwa ”wong wadon iku kudu duwe panggawean ben diajeni wong lanang” (seorang wanita itu harus mempunyai keahlian biar di segani oleh pria).
            Setelah lulus pendidikan, beliau mulai memberikan tanggung jawab kepada anak-anaknya, anak yang pertama di beri tanggungjawab untuk mengelola toko yang sebelumnya di kelola oleh adiknya (karena saat itu adiknya ingin membuka usaha sendiri), anak kedua memilih untuk menjadi guru dan mengelola toko alat tulis, anak bungsunya saat ini masih kuliah dan masih membantu beliau mengelola toko yang di kelolanya selama ini.
            Saat ini kedua putrinya telah berkeluarga. kini beliau dan keluarganya telah berhasil mengelola usaha toko grosir bahan-bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga, butik, toko pengecer bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga, toko alat tulis dan accesories, tempat penggilingan padi, beberapa rumah kontrakan, serta lahan yang rencananya akan digunakan untuk tempat usaha.
By : Dyah (Anak bungsu dari bu Asiyah)
 
Copyright 2009 DaPuR dYaH